Pengalaman Membasuh Kaki Ibu





Mungkin ini momen paling bersejarah dalam hidup saya selama 20 tahun ini.Ketika dihadapkan dalam sebuah masalah yang menurut saya cukup berat karena berhubungan dengan Orang Tua.Mungkin seandainya masalah ini terjadi bukan dengan Orang Tua akan sangat mudah penyelesaiannya.Karena dengan Orang Tua maka saya harus berhati hati dalam penyelesaian masalah.

Masalah ini bermula ketika saya yang sejak sekolah sampai kuliah tidak pernah sekalipun mengenal seorang perempuan secara khusus,atau bahasa gaulnya punya pacar.Karena memang sejak kecil di keluarga kami anak tidak boleh pacaran sampai menyelesaikan pendidikan atau sudah bekerja.Saya 3 bersaudara semuanya laki laki dan terlahir di keluarga seorang PNS,sehingga sejak kecil sudah diharapkan nantinya menjadi seorang pegawai.

Saat itu saya sudah kuliah di UPN Veteran Jawa Timur,ketika saya pulang ke Blitar seperti biasa untuk menjenguk Orang Tua.Tiba tiba ditanya apakah sudah punya pacar,yang pasti saya jawab belum karena saya ingin memulai semuanya dengan restu Orang Tua.Mulailah pembicaraan tentang Orang Tua yang memiliki pandangan seorang wanita untuk dikenalkan kepada saya.Sebelumnya kami memang sudah saling kenal karena teman SD,tapi kenal sebatas kenal saja.

Mulai saat itu ketika saya menjenguk Orang Tua selalu yang dibahas masalah wanita itu.Cantik sih,tapi kalau gak suka mau bagaimana?Sampai akhirnya secara tidak sengaja saya berkata
"Kalau yang suka orang tuanya,ya nikah aja Orang Tuanya" yang ternyata membuat hati Oarng Tua saya sakit.Tahu akibatnya?Sekitar 2 bulan kemudian saya terkena penyakit Liver,penyakit yang menyerang bagian hati.Setelah cari tahu ternyata karena saya menyakiti hati Orang Tua saya.Makanya bagi para pembaca,jangan sampai menyakiti hati Orang tua kalian,fatal akibatnya.Sakit saya cukup parah cuman saya tidak mau dirawat di RS.Saya mengandalkan obat tradisional yaitu minum ramuan temulawak setiap hari.Dan juga obat yang paling ampuh yaitu minta maaf ke Orang  Tua.

Skip saya yang saat ini tinggal di Surabaya memiliki usaha berjualan baju bola.Dari berjualan baju bola itu saya bisa membiayai kuliah saya sendiri selama 3 semester.Kenapa hanya 3?Karena semester 1 biaya dari kakak saya dan semester 2,3 dan 4 saya bayar sendiri.Sisanya?Hehehe..Saya memutuskan berhenti kuliah di awal semester 5.Banyak faktor yang membuat saya berhenti kuliah yang ga bisa saya ceritakan satu persatu disini.Yang pasti saya ingin membuat kondisi kepepet dengan cara tidak memiliki ijazah S1.Hal itu bisa memotivasi diri saya untuk berusaha lebih keras lagi.Karena saya bercita cita untuk menjadi seorang pengusaha.

Disinilah akar masalah terbesar itu muncul.Ibu saya awalnya tidak masalah dengan keputusan saya berhenti kuliah,karena tahu banyak tokoh yang sering muncul di TV sukses tanpa pernah lulus atau mengenyam bangku kuliah.Tapi ayah saya berbeda,ayah saya tetap ingin saya menjadi seorang pegawai layaknya kakak saya.Saat saya dan orang tua saya menbahas masalah ini saya mulai pancing dengan masalah wanita yang dimaksudkan Ibu saya dengan tujuan arahnya lebih jelas.Akhirnya saya dipaksa untuk mencoba mengenal wanita itu dengan sebuah perkataan yang menurut saya itu sebuah ancaman.Apa yang yang bisa saya lakukan?Ga ada selain menuruti kata kata Orang Tua.Okelah,saya mulai mengenal wanita itu,yang ternyata saya tahu bahwa dia sendiri sudah punya pacar.Masalah ini saya sampaikan ke Orang Tua saya dan katanya tidak masalah.Oke,lanjut lagi mengenal wanita itu sampai lebaran tahun kemarin kita mencoba bertemu secara pribadi untuk ngobrol langsung,sebelumnya saya berkomunikasi lewat HP.

Tujuan saya menemui dia secara pribadi gagal karena disaat yang bersamaan ayahnya lah yang menemui saya,walaupun ada wanita itu juga di ruang tamu.Mulailah pembicaraan pribadi yang menyangkut perjodohan secara tidak langsung.Ayahnya bertanya kepada saya alasan berhenti kuliah dan juga usaha apa yang saya jalankan di Surabaya.Semua saya jelaskan walaupun tidak lancar,karena memang saya gugup saat itu.belum pernah sekalipun bertamu ke rumah seornag wanita dan ditemui Orang Tuanya.Saat itu saya pikir semua jelas hingga saya kembali ke surabaya.Ketika saya kembali ke Surabaya saya mengetes wanita itu,apakah ada inisiatif untuk menghubungi terlebih dahulu.Ternyata tidak.okelah,saat itu saya putuskan untuk berhenti mendekatinya karena saya pikir dia lebih meimilih bertahan dengan pacarnya saat itu.

Skip lagi,selang 2 bulan kemudian tiba tiba saya ditelfon oleh ayah saya.Ayah saya marah marah di telfon dengan memaki maki saya dan mengatakan jualan kaos itu ga akan bisa buat hidup.Dan saya saat itu disuruh pulang dan tidka boleh jualan kaos lagi.Duarr..Masalah yang tidak pernah saya pikirkan menimpa saya.Apa salah saya?Saya pikir semua sudah jelas sebelumnya.Akhirnya saya menyampaikan masalah ini ke ibu saya yg di Surabaya dan juga sahabat saya yang tinggal serumah dengan saya.Disitu saya putuskan apapaun yang terjadi saya akan tetap memilih untuk kembali ke Surabaya walaupun tidak di ijinkan lagi.Banyak materi yang sudah saya siapkan untuk menghadapi masalah ini,sehingga ketika berbicara dengan Orang Tua semua bisa jelas dan lancar.

2 hari berselang saya pulang ke Blitar karena memang sebelum di telfon ayah saya sudah memesan tiket untuk pulang.Di blitar saya sampaikan masalah ini ke kakak saya.Kakak saya hanya bisa memberi saran terbaik untuk saya dan Orang tau saya.akhirnya saya bertemu dengan ayah saya dan mulailah pembicaraan masalah.Setelah saling menyampaikan pendapat ternyata bertemu jalan buntu.Saya bersikeras tidak mau lanjut kuliah tetapi ayah saya tetap berharap saya menyelesaikan studi.Sempat muncul perkataan dari ayah saya bahwa orang tua wanita di atas berkata:
"Keluar kuliah mau jadi apa?"
Disitu saya sedikit emosi,tetapi saya tahan karena yang bersangkutan tidak di tempat.Saya pikir dia orang lain,kenapa mencampuri urusan saya.Setelah saya pikir lagi mungkin orang tua wanita itu ga mau merestui saya dengan anaknya kalau saya tidak jadi pegawai.Oke Fix.

Sesi ke-2 yaitu ketika saya menemui Ibu saya di malam hari,karena sejak saya datang siang hari Ibu saya tidak sekalipun menyapa saya.Disitu saya tidak banyak menyampaiakn karen Ibu saya sudah mendengar semua dari Ayah saya.Ibu saya hanya berkata
"Meskipun kamu ngomong ga bakalan ibu dengarkan,dan meskipun Ibu ngomong ga bakalan kamu dengarkan,Ibu cuma bisa bilang TERSERAH kamu".
Dalam hati saya syukur kalau bisa ngerti,karena saya pikir pola pikir kami sudah berbeda.Karena pola pikir pegawai berbeda dengan pola pikir pengusaha.Disitu saya cukup mlama mendengar uneg uneg Ibu saya.Saya pegang tangannya dan saya menunduk bukti saya berbakti ke Orang Tua.Cukup lama hingga Ibu saya dan saya sama sama menangis menyadari semua itu.Puncaknya ketika saya secara spontan mengambil sebuah baskom dan saya isi dengan air.Tahukan apa yang terjadi selanjutnya?Yaa..Saya membasuh ke dua kaki Ibu saya.Disitu Ibu saya benar benar kaget dan mungkin tidak mengira kalau saya bisa senekat itu.Akhirnya semua selesai dengan sama sama tenang.Orang Tua saya akhirnya benar benar menyerahkan semua keputusan pada diri saya,mulai memilih pekerjaan hingga pasangan hidup nantinya.

"Masalah hati harus dihadapi dengan hati,jika dengan emosi tamatlah sudah"

0 Response to "Pengalaman Membasuh Kaki Ibu"

Post a Comment